Rabu, 23 April 2014

Tadabbur Surah Al-Fatihah oleh @Salimafillah



oleh @‪#‎salimafillah‬

1) Al-Fatihah, kesemuanya adalah bangunan kokoh yang menggambarkan kehambaan. Pengabdian itu dapat berwujud cinta, harap, maupun takut.

2) Maka terhimpun; "Alhamdulillahi
Rabbil 'Alamin" adalah ‪#‎cinta‬, "ArrahmanirRahim" adalah ‪#‎harap‬, dan "Maliki Yaumiddin" adalah ‪#‎takut‬.

)3( Di antara adab meminta; dahului dengan puja. Sebab dalam ketiganya terkandung pujian dan pemuliaan pada Allah; setelah itu, berdoalah.

4) Tapi sebelum permohonan terucap; jelaskan hubungan kita dengan Dzat yang dipintai; sesetia apakah, setulus apakah, semesra apakah.

5) "IyyaKa na'budu" padanya terkandung Ghayah (‪#‎tujuan‬) dari segala penghambaan, "Wa iyyaKa nasta'in" di situ Wasilah (‪#‎sarana‬).

6) Sebagai ikrar Tauhid, di dalamnya juga terkandung pengakuan jujur bahwa kita takkan mampu mengibadahi Allah tanpa pertolonganNya.

7) Maka kita mengesakan Allah, menyembahNya, mengabadikan hidup dan mati; dengan mengandalkanNya, bergantung padaNya, bertawakkal atasNya.

8) Ialah juga titik pembagi antara hak Allah dan hak hamba dalam keseluruhan surat; apa yang sesudahnya adalah ijabah dariNya tuk mereka.

9) Sesudah itu kita berdo'a; tak sembarang pinta; hanya memohon hal paling berharga dalam hayat kita; hidayah tuk istiqamah di jalanNya.

10) "Shirathalladzina an'amTa 'alaihim"; maka kita tahu, hidayah adalah nikmat setinggi-tingginya, seagung-agungnya, seindah-indahnya.

11) Dalam pendakian menjemput hidayah, penyakit-penyakit hati kita mohon agar digugurkanNya. Maka "IyyaKa na'budu" adalah obat riya'.

12) "IyyaKa nasta'in" ialah obat takabbur. Dan "Ihdinash shirathal mustaqim" selain pinta jugalah pengakuan, ia obat tuk bodoh dan sesat.

13) "Shirathalladzina an'amTa 'alaihim" juga memberi kita isyarat ketersambungan Risalah; kita muslim, dan telah didahului para gemilang.

14) Orang-orang yang diberi nikmat itu ialah para Nabi, Shiddiqin, Syuhada' dan shalihin yang kisah mereka sepanjang al-Qur'an jadi teladan.

15) Mereka terbimbing untuk bersikap terbaik dengan imannya; dalam sempit dan lapang, susah dan senang, lebih dan kurang, tenang dan goncang.

16) Mereka terjaga dari 2 bahaya; murka Allah dan tersesat dari jalan ridhaNya. Yang dimurka itu sebab berilmu tanpa amal dan menyalahguna.

17) Yang tersesat sebab mengikuti sangka dan maksud baik tanpa mau mengkaji dan mendalami pengajaranNya. Dua ini 'Ifrath' dan 'Tafrith' beragama.

18) Yang menyeksamai tafsirpun tak boleh lena. Benar bahwa "al-maghdhub 'alaihim" melanda Yahudi dan gelar "Adh-Dhallun" mengenai Nashrani.

19) Tapi jika kita sebagai muslim diminta mengulang do'a agar selamat dari keduanya minimal 17 kali sehari; betapa rawannya kita serupa.

20) Mari tak henti hayati Ummul kitab ini; tuk menyempurnakan kehambaan, mengkhusyu'kan ibadah, dan mencahayai hidup dengan petunjukNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar